05 Juni 2010

Cerdas

Cerdas? Nggak semua orang bakal bisa. Pikirmu, cuma orang-orang jenius aja yang rajin ngonsumsi
AA dan DHA plus probiotik bakal sanggup naik jadi
selevel mereka. Itupun terjadi kalo otak kita mau di tune up sama Pentium
9. Wet! Ibarat mobil Ferrari F2004 mereka melesat.
Sedang kita jauh
ketinggalan di belakang.
Bak bajaj bajuri yang ikut lomba formula 1. Nggak
matching lagi!!.

Cerdas? Itu satu menu yang anggun buat
diucapin. Tapi susah untuk dimasak di dapur otak kita. Nggak percaya??
Selama hayat dikandung badan dan berbalut baju
seragam sekolah atau meski udah kuliah, kita hanya faham kalo yang
namanya cerdas adalah temen-temen kita yang berotak Einstein dan berdoku Bill Gates. Jago banget kalo tandang buat
ngatasi semua pelajaran.
Matematika? Itu soal kecil..Fisika? Selesai cuma
dengan jentikan jari. UTS plus UAS? Nggak perlu
belajar lagi..(Nyontek
kali!!??). Pokoknya semua
mata pelajaran berbumbu apapun mulai dari yang rasa barbeque hingga
ayam goreng mampu mereka lahap. Yee..kertas
koq dilahap!!

Cerdas? Itu satu kata yang
nggak ada ujungnya. Bila
ada orang yang merasa paling pinter. E..e ternyata ada lagi yang pinternya
lebih edan - edanan. Nggak
ada juntrungannya. Kita nggak sadar kalo yang namanya cerdas itu nggak cuma ada pas kita berada di bangku sekolah.
Mberesin semua mata pelajaran yang susah-
susah. Tapi kikuk dan jadi linglung kalo ngomong
soal gimana caranya wudhu. Wah, nggak lucu
men. Kita jadi jempolan pada saat jadi ketua OSIS atau BEM dan sukses besar
ngadakan Open Air. Tapi kita jadi jari kelingking
kaki saat ada saudara muslim kita di Palestina
yang lagi kesusahan. Kita
mampu bikin orang lain seneng dan sumringah
ketika nyanyi lagunya Peterpan "Aku dan
Bintang". Tapi kita bikin Allah geram dengan
tingkah polah kita yang akrab dengan julukan Raja sawer dan gaul bebas. Kita
mampu buat guru-guru dan dosen geleng-geleng
kepala dan tersenyum
bahagia saat nilai rapor dan KHS kita penuh
dengan poin sepuluh alias A. Tapi kita membuat Al-Qur'an sebagai bahan ejekan saat sobat kita yang lain lagi berjuang negakkan syariah Islam.
Sebel nggak sih??

Cerdas? Nggak semudah yang diharapkan. Tapi
nggak sesulit yang dibayangkan. Orang yang cerdas itu orang yang ngerti sama keadaan sekitar. Dia nggak akan
tutup mata. Soalnya, dia paham kalo dia merem sekejap saja, kesempatan
emasnya bakal hilang. Dan itu nggak akan muncul yang kedua kalinya. Dia
ngerti setiap waktu adalah peluang yang kudu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Waktu nggak
akan muncul lagi for twice.
Apalagi mati nggak mandang tempat dan umur. Apapun momen yang ada, nggak akan dia
sia-siakan. Belajar? Nggak
pandang waktu dan tempat. Asal belajar yang bener dan halal. Eit..juga jangan lupa doanya lho!
Nggak mbatasi belajar pelajaran umum atau
belajar tentang Islam.
Study club? Kesempatan bagus buat nambah ilmu dan teman. Kajian
keislaman? Momen pas untuk jalin ukhuwah dan
wawasan. Top di sekolah top di agama.

Cerdas? Kuncinya cuma dua. Kalo ada peluang kita
mau usaha. Nah, kalo nggak ada peluang, maka
kita yang kudu bikin supaya peluang itu jadi
ada. Jadi usaha kita nggak sia-sia. Usaha kita nggak
ngawur. Dan usaha kita punya tujuan yang jelas.
Itu yang udah dicontohkan oleh Rasul dan para
sahabat. Mereka mampu bikin peluang sehingga
usaha dakwah mereka pun berhasil. Dakwah mereka ngalir sampe jauh ke
negeri kita. Coba kalo mereka dulu nggak usaha,
kita masih bakal pake koteka dan nyembah berhala. Kita pun juga bisa
seperti rasul dan sahabat beliau. Merekalah orang-orang yang bener-bener cerdas, yang patut ditiru.
Oce deh..

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan
suatu kaum, hingga mereka (kaum itu) merubah keadaannya sendiri." (TQS. Ar Ra'du:11)



http://isaucoklut.blogspot.com/2010/06/cerdas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar